Penanaman Padi Varietas M70 di Subak Kedis

Admin distan | 21 Desember 2020 | 2286 kali

Busungbiu merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Buleleng. Sebagian besar wilayah di Kabupaten Buleleng pastinya ada yang ditanami padi, meskipun beberapa wilayahnya tidak menanam padi, ada pula ditanami komoditas perkebunan, hortikultura, maupun tanaman pangan lainnya.Kecamatan Busungbiu terdiri dari 20 subak sawah, di mana ke 20 subak ini kompak menanam padi. Luas lahan sawah yang terdapat di Kecamatan Busungbiu ialah 529 Ha. Salah satu subak yang akan dibahan dalam tulisan ini ada Subak Kedis. Subak yang diketuai oleh Ketut Rucina ini memiliki luasan 27 Ha dan terdiri dari 2 tempek yakni tempek kaja dan tempek kelod (tempek sebetan).

Senin, 21 Desember 2020 pembantu mantri tani berkunjung ke lokasi subak kedis guna untuk menginput aplikasi SI PDPS & Banpem. Saat berkomunikasi dengan kelian subak yang sekaligus pemilik lahannya ternyata ada varietas baru yang ditanam oleh bapak Rucita yakni varietas M70 meskipun dominan beliau menanam varietas ciherang tetapi beberapa petak sawahnya adapula yang ditanami beras hitam dan ketan. Yang menarik disini adalah varietas M70 dimana beliau hanya menanam 20 are dari luas lahan yang dimilikinya. Pada hari Senin, 21 Desember 2020 umur padi sudah memasuki 69 HST. Jika dilihat dari tanamannya padi tersebut suda muncul bulir. Berdasarkan keterangan dari bapak Rucita padi varietas M70 ini panen diumur 75 HST, tetapi berdasarkan pengamatan dilapangan dengan kondisi tersebut sepertinya sulit untuk panen diumur 75 HST. Mungkin akan melebihi 75 HST.Berdasarkan keterangan dari bapak Rucita varietas M70 sampai saat ini bebas dari hama dan penyakit, padahal perlakuannya sama dengan padi varietas ciherang. Akan tetapi, padi varietas ciherang sudah terserang blas. Tetapi disisi lain ada permasalahn juga yang dialami olehnya yakni malai padi varietas M70 ini terbilang kecil hal ini dipengaruhi oleh hujan yang terus menerus sehingga pertumbuhan padi terganggu. Jika kedepan cerah, walaupun sesekali hujan padi varietas M70 ini dirasa cukup bagus.

Belanja di App banyak untungnya:

Belanja di App banyak untungnya:

Diterbitkan Senin, 22 Februari 2021 oleh M. Kausar 2965 kali dilihat

Kegiatan Panen dan Pengambilan Ubinan Padi varietas M70D bertepatan dengan tanggal 18 februari 2021 yang dilaksanakan setelah sekitar 72 hari tanam. Kegiatan ini dihadiri perwakilan Dinas PUPR Provinsi NTB, Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Sekretariat Komir Prov. NTB, Konsultan ISAI Reg. 7 NTB NTT, Kades Ungga, K/TPM Program IPDMIP Kab Lombok Tengah, Kepolisian, Satpol PP Kab. Loteng, GP3A Batujai, P3A Unggul Karya, Pekasih, dan Masyarakat Petani Desa Ungga. Berdasarkan hasil ubinan yang berukuran 2,5 m2 dengan rata-rata jumlah bulir 90 butir dihasilkan 8,5 ton/ha dengan kadar air masih tinggi sekitar 25 % atau setara dengan 5,5 ton/ha gabah kering

Kegiatan dibuka oleh Bapak Salim selaku Ketua P3A Unggul Karya yang menyampaikan terkait kelembagaan, tahapan pelaksanaan pembibitan hingga proses panen. Secara runtut beliau menjelaskan tentang kegiatan pembibitan, penanaman, pemupukan hingga memasuki musim panen pada usia 70 – 75 hari setelah tanam dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan. Menutup paparannya, beliau berharap ada bantuan alat maupun mesin untuk mempermudah dalam proses pembibitan hingga pasca panen sehingga dapat mengembangkan komoditas unggulan yaitu padi di daerahnya.

Bapak Haerul Anwar, ST., Kasi Pemanfaatan Bidang SDA mewakili Kadis PUPR Provinsi NTB yang hadir menyampaikan bahwa sektor pertanian merupakan sektor unggulan di Provinsi NTB. Sehingga pemanfaatan teknologi tepat guna diharapkan dapat mendukung kemajuan sektor pertanian yaitu peningkatan produktivitas yang diharapkan dapat mendukung posisi NTB sebagai lumbung pangan nasional. Beliau juga menyampaikan agar Program terkait irigasi baik SIMURP maupun IPDMIP dapat mengembangkan sektor pertanian terutama terkait Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat. (JDA)

Demonstrasi usaha tani berkelompok yang disingkat Demparm (Demonstrasi Farming) merupakan metode percontohan yang dilaksanakan oleh kelompok tani untuk komoditi yang memerlukannya. Demfarm merupakan upaya fasilitasi pembelajaran bagi kelompok tani melalui penerapan teknologi padi yang sudah teruji didukung potensi yang dimiliki untuk meningkatkan produksi dan produktivitas padi.

Alternatif teknologi yang ditawarkan untuk meningkatkan hasil produksi adalah dengan adanya varietas unggul padi selain pemilihan teknologi budidaya. Bibit merupakan salah satu komponen teknologi yang berpengaruh dalam proses pertanaman karena akan menentukan pertumbuhan tanaman selanjutnya. Salah satu model Demfarm mandiri dilaksanakan oleh P3A Unggul Karya yang berada di Daerah Irigasi Batujai yang sesuai dengan Peraturan Menteri PUPR Nomor 14 Tahun 2015 merupakan Daerah Irigasi yang masuk dalam kewenangan Pusat.  Demfarm yang dibuat menggunakan varietas M70D yang bertujuan untuk mengetahui secara langsung produktivitas dengan memanfaatkan teknologi ramah lingkungan. Salah satunya  melalui pemanfaatan Biofertilizer yang diaplikasikan pada saat pengolahan tanah di umur 25 dan 45 HST. Pemanfaatan ini mengurangi penggunaan pupuk sintetis sebesar 65 % serta baik untuk mikroba tanah yang akan meningkatkan kesuburan tanah

Sistem tanam yang digunakan menggunakan teknologi tanam Jajar Legowo (jarwo) yang merupakan inovasi pola bertanam dengan berselang-seling antara dua atau lebih baris tanaman padi dan diselingi satu baris kosong. Sistem Jarwo yang dipilih adalah 4:1, dimana terdapat empat baris tanam per unit legowo.          Sistem tanam ini dianggap memudahkan petani dalam pemupukan susulan, penyiangan, pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit, dan lebih mudah dalam mengendalikan hama tikus serta tentu saja berkontribusi dalam peningkatan produktivitas padi. Sedangkan pemilihan bibit M70D dikarenakan varietas ini mempunyai umur pendek yaitu sekitar 75 hari, tahan pada daerah kekurangan air, memiliki daya tahan terhadap lingkungan, tahan terhadap serangan wereng dan penyakit blast serta sesuai dengan areal pertanian di wilayah hilir.