“Buka Mandiri Tabungan NOW Pakai Livin’ by Mandiri di Link Aja  Dapatkan Saldo E-wallet Rp50 Ribu”

Merupakan program bagi calon nasabah baru yang melakukan pembukaan rekening Mandiri Tabungan NOW melalui QR/link yang terdapat pada aplikasi LinkAja. Bagi calon nasabah baru yang berhasil melakukan pembukaan rekening Mandiri Tabungan NOW sesuai syarat yang berlaku, maka Nasabah akan mendapatkan reward spesial berupa saldo e-wallet LinkAja Rp50 ribu.

Program ini berlangsung mulai 1 September 2024 – 31 Agustus 2025

A.    Pembukaan Mandiri Tabungan NOW via app Livin’ by Mandiri

QR dan URL Download Livin’ By Mandiri + Pembukaan Rekening Tabungan Now

Buka Mandiri Tabungan NOW Pakai Livin’ by Mandiri di Link Aja Dapatkan Saldo E-wallet Rp50 Ribu

Kode Referral: LINKAJA

B. Pembukaan Mandiri Tabungan NOW via join.bankmandiri.co.id

QR dan URL + Pembukaan Rekening Tabungan Now via Website

Buka Mandiri Tabungan NOW Pakai Livin’ by Mandiri di Link Aja Dapatkan Saldo E-wallet Rp50 Ribu

Kode Referral: LINKAJA

Tahapan utama pembukaan rekening Mandiri tabungan NOW melalui Livin’ by Mandiri

Setelah download Livin’ by Mandiri, nasabah dapat memilih menu Buka Rekening

Pilih jenis kartu debit yang sesuai dengan kebutuhan Nasabah

Upload dokumen identitas yang dibutuhkan seperti KTP

Lengkapi data No. Handphone, Email, Tujuan Pembukaan Rekening, Pendidikan, dll

Lanjutkan dengan verifikasi wajah & masukkan OTP

Rekening langsung jadi! Proses pengiriman kartu bisa dipantau langsung via aplikasi Livin’

Info lengkap mengenai langkah-langkah pembukaan rekening melalui aplikasi Livin’ by Mandiri: bmri.id/butablivin

0%0% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat

0%0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat

- Dompet digital milik Telkomsel,

. Platform ini akan menjadi dompet digital BUMN yang menjadi penantang Ovo dan Go-Pay di pasar pembiayaan digital.

Berbicara di sela-sela BCA Expoversary 2019, Presiden Direktur PT Bank Central Asia (

) Jahja Setiiatmadja pun mengaku tak gentar dengan agresifnya perusahaan finanasial teknologi di bisnis sistem pembayaran.

"Saya kira pasar bebas. Payment kita saja setiap hari 20 juta. Jadi siapapun, saya pikir gak apa-apa bikin payment. Menurut saya makin banyak

, akan kurangi kebutuhan uang tunai," kata Jahja di ICE BSD, Tangerang, Jumat (22/2/2019).

"Buat kami uang tunai ini beban, jujur saja. Tapi emang nasabah kita kebanyakan nasabah menabung. Mau gak mau harus sedia uang tunai. Jadi kalau ada makin banyak payment platform, mudah-mudahan kebutuhan uang tunai menurun. Jadi positif," katanya.

Jahja Setiaatmadja, presiden Direktur BCA (Foto: CNBC Indonesia)

Sebelumnya saat berbincang dengan CNBC Indonesia, J

"Jadi transaksi tersebut bersifat peralihan saja dari tunai menjadi non tunai. Mereka memperkaya sistem pembayaran saja. Mereka malah membantu bank untuk mengurangi biaya pengelolaan uang tunai yang memang cukup mahal bagi bank," ujar Jahja, Kamis (21/2/2019).

Jahja menjelaskan saat ini BCA memfasilitasi 25 juta hingga 30 juta transaksi keuangan melalui mobile dan internet banking setiap harinya. Dengan nilai dari ratusan ribu hingga miliaran rupiah.

Sekarang masyarakat juga bisa top up Go-Pay di BCA. Artinya, masyarakat tersebut memiliki rekening di BCA," jelas Jahja.

Berdasarkan Berdasarkan Survey AlphaWise dari Morgan Stanley GoPay merupakan fintech sistem pembayaran yang banyak digunakan masyarakat Indonesia saat ini. Pada 2017 GoPay telah menangani 50 juta transaksi per bulan atau 1,6 juta per hari.

Nilai ini setara dengan 19% transaksi digital BCA, 135% transaksi digital BNI dan 35% dari transaksi digital Bank Mandiri. Transaksi digital ini termasuk transaksi mobile dan internet banking.

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Bisnis.com, JAKARTA – Sinyal positif yang diberikan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin dengan mendukung rencana pemisahan layanan syariah LinkAja menjadi bank syariah digital dinilai memiliki peluang bagus bagi salah satu produk PT Fintek Karya Nusantara ­­­­­­(Finarya).

“Saya mendorong dan setuju rencana spin off layanan syariah LinkAja menjadi LinkAja Syariah. Saya juga mendorong berbagai unit, termasuk BPD [Bank Pembangunan Daerah], agar bank-bank daerah dapat menjadi bank umum,” ujar Amin melalui konferensi video, Selasa (5/4/2022).

Namun, Wapres menekankan pentingnya aspek kehati-hatian dan kesesuaian syariah dapat diterapkan oleh LinkAja, juga persiapannya dalam memenuhi segala persyaratan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Tentu eksekusi keberhasilannya bergantung pada kesiapan LinkAja di dalam memenuhi persyaratan dari OJK. Harus tetap mengutamakan aspek prudensial dan kehati-hatian, serta aspek kesesuaian syariahnya. Itu penting,” ingatnya.

Sejak diresmikan pada 2020, layanan syariah LinkAja telah berkembang sebagai satu-satunya dompet digital berbasis syariah di Tanah Air.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda menilai adanya peluang bagi LinkAja untuk membuat bank digital syariah pertama di Indonesia.

Menurut Huda, pangsa pasar dalam negeri yang sangat besar bisa membuat perubahan tersebut menjadi sangat potensial. Terlebih, bank digital saat ini belum ada yang berupa bank digital syariah, baru sebatas memiliki layanan syariah saja.

“Maka LinkAja bisa menjadi yang pertama di Indonesia dan itu adalah peluang yang bagus,” kata Huda kepada Bisnis, Rabu (6/4/2022).

Selain itu, Huda menilai peluang ini juga akan bisa menumbuhkan industri keuangan syariah di Indonesia yang masih kecil di dalam negeri.

“Masyarakat diberikan pilihan layanan perbankan digital yang sesuai dengan prinsip syariah,” sambungnya.

Namun demikian, Huda melihat transformasi LinkAja masih ada memiliki beberapa hambatan. Satu di antaranya adalah modal inti. Pasalnya, syarat pendirian bank digital haruslah memiliki modal inti minimum senilai Rp10 triliun. Hal ini sebagaimana tertuang dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 12 Tahun 2021 tentang Bank Umum.

Huda menjelaskan modal inti ini cukup besar untuk sekelas startup yang nilai valuasinya masih relatif kecil dibandingkan startup lainnya.

“Ada cara yang lebih mudah yaitu dengan kerja sama atau akuisisi bank umum dengan biaya modal inti relatif lebih kecil,” sarannya.

Adapun hambatan kedua adalah penetrasi layanan syariah masih terfokus pada pasar tertentu. Huda menilai, penetrasi layanan syariah seharusnya bisa dikembangkan lagi pangsa pasarnya dengan memperluas pangsa pasar dan bersaing dengan perbankan digital konvensional, di mana juga beberapa dimiliki oleh perusahaan startup.

Hambatan lainnya atau ketiga adalah ekosistem LinkAja masih belum sekomplit pesaingnya, di mana ekosistem ini berperan untuk memperkuat daya saing dari sebuah startup.

Sobat LinkAja, apakah kamu sering menggunakan layanan transfer saldo LinkAja ke Bank? Saat ini, ada syarat dan ketentuan baru terkait biaya admin transfer Saldo LinkAja ke Bank Himbara, yakni BRI, BNI, BTN, dan Mandiri.

Sebelumnya, pengguna LinkAja bisa mentransfer saldo ke Bank BRI, BNI, BTN, dan Mandiri tanpa dikenai biaya admin. Mulai tanggal 01 November 2021, transfer saldo LinkAja ke Bank BRI, BNI, BTN, dan Mandiri akan dikenai biaya tambahan sebesar Rp 1000 (dipotong dari saldo LinkAja)

Berikut ini detail biaya admin untuk transfer saldo LinkAja ke Bank:

Bagi Sobat LinkAja yang baru akan mencoba mengirimkan saldo ke Bank, berikut tata caranya:

Baca Juga: Top Up & Transfer Saldo LinkAja semakin mudah melalui BCA

Untuk bisa mengirimkan saldo LinkAja-mu ke Bank, pastikan kamu sudah upgrade ke layanan Full Service, ya!

LinkAja - Frequently Asked Questions (FAQs)

Demi menghadirkan layanan transaksi digital yang lebih baik dan lengkap bagi masyarakat, Mandiri e-Cash akan disatukan menjadi layanan LinkAja. Penyatuan e-cash dan LinkAja yang mulanya akan diimplementasikan pada tanggal 1 Maret 2019 akan diundur menjadi tanggal 31 Maret 2019.

LinkAja merupakan sebuah produk teknologi finansial (fintech) sinergi milik Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA), Telkomsel, dan Pertamina, yang menghadirkan layanan untuk kemudahan dan kenyamanan bertransaksi, bagi semua kebutuhan masyarakat. LinkAja merupakan platform yang dikelola oleh PT Fintek Karya Nusantara (yang sebelumnya mengelola Tcash).

LinkAja menghadirkan layanan holistik dengan beragam fitur pembayaran seperti pembayaran tagihan (listrik, PDAM, BPJS, internet); transaksi di merchant seperti Pertamina, pembayaran moda transportasi, hingga pembelian online.

LinkAja adalah layanan atau produk uang elektronik yang diterbitkan dan dikelola oleh PT Fintek Karya Nusantara ("Finarya") yang telah memiliki izin dan diawasi Bank Indonesia.